Dalam ajaran
Islam, posisi Ilmu pengetahuan itu ada di posisi yang cukup tinggi. Bahkan
lebih tinggi daripada amal. Dikatakan bahwa bila seseorang beramal tanpa ilmu
nilainya sama dengan nol besar. Pada masa Rasul muncul suatu kisah di mana
setan merasa resah saat itu. Apa sebabnya? Setan resah ketika melihat seorang
yang berilmu tidur di sekitaran masjid. Padahal ada sahabat lainnya yang sedang
salat. Setan memilih untuk tidak mengganggu sahabat yang sedang salat itu.
Karena ia tahu
sahabat tersebut memang salat namun ilmunya cetek dan banyak melakukan
kesalahan dalam salatnya. Setan berdiri di dekat sahabat yang sedang tidur
dengan diliputi kecemasan akan ia bangun dan membetulkan kesalahan sahabatnya
yang sedang salat. Dalam kisah inilah kita bisa melihat seberapa berharga kedudukan
ilmu itu. Orang yang berilmu jangankan sedang berkegiatan atau beribadah,
sedang tidurpun malah ditakuti setan.
Juga, dalam
kisah tersebut ada banyak pelajaran yang bisa kita petik. Salah satunya ialah
bahwa beramal itu mesti punya ilmu. Karena ilmu tersebut yang akan menuntun dan
menunjukkan kita pada jalan yang benar.
Sebab tanpa ilmu, amal perbuatan akan sia-sia. Sehingga posisi ilmu di
dalam ajaran Islam sangatlah tinggi. Karena ilmu pulalah seseorang akan
ditinggikan derajatnya dan dimudahkan jalannya menuju surga.
Simaklah betapa
jelasnya Firman Allah Swt berikut:
“Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Qs. al-Mujadalah: 11)
Serta Hadis
berikut:
“Barang
siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia, wajib baginya mempunyai ilmu.
Barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu.
Barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu”.
(H.R. Tabrani)
Dapat kita
tarik benang merahnya bahwa rugilah bila selama ini kita beramal tanpa ilmu.
Adapun Ramadan, bulan yang lebih baik daripada seribu bulan ini, telah
menyuguhkan kepada kita banyak amalan yang bernilai tinggi. Amalan yang
sebenarnya mampu menghantarkan kita ke depan pintu gerbang ar-Rayan. Pintu
yang khusus disediakan bagi orang-orang yang puasanya benar-benar sukses.
Alangkah
indahnya bila ibadah di bulan Ramadan ini dapat diterangi dengan ilmu. Tidak terjebak
dengan sikap tuturut munding (mengikuti orang lain dengan buta) dalam
istilah Bahasa Sundanya. Kesempatan beribadah di bulan ini akan berlalu dengan
sia-sia bilamana tidak dibarengi dengan ilmu. Maksudnya ialah, kita sebagai
umat Nabi akhir zaman harus senantiasa menggali pengetahuan tentang suatu
ibadah yang ada. Terutama ibadah di bulan Ramadan ini.
Ada satu
peringatan dari Rasulullah kepada kita selaku umatnya. Peringatan itu isinya
ialah : hendaknya dengan sekuat tenaga kita, agar diri kita tidak termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang berpuasa namun tidak mendapat apa-apa kecuali haus
dan lapar semata. Barangkali bukan untuk mereka saja yang tersulut emosi saat
berpuasa atau tergoda nafsu saja. Namun bisa saja ini adalah sebuah peringatan
bagi orang yang puasanya tidak didasari ilmu. Sehingga yang didapatkan ya tidak
ada lagi selain haus dan lapar.
Terkait
pentingnya memiliki ilmu, termasuk saat kita menjalankan ibadah puasa ini, ada
baiknya bila kita menumbuhkan rasa semangat lagi dalam menuntut ilmu. Terutama ilmu
agama yang luasnya tidak bisa diukur oleh alat modern sekalipun. Karena
sesungguhnya ajaran Islam itu sangat mendorong pemeluknya agar mengantongi ilmu
pengetahuan seluas-luasnya.
Comments
Post a Comment