Masih Jadi Persoalan Berat Meski Zaman Semakin Moderen


Menurut Buya Syafii Maarif dalam bukunya “Mencari Autentisitas” ada tiga sebab mengapa Nabi Muhammad Saw mendapatkan persoalan yang berat ketika mendakwahkan ajaran Islam di kota Makkah. Saking beratnya, Allah Swt akhirnya menurunkan surat al-Insirah untuk mengingatkan Nabi dengan sebuah pertanyaan “Bukankah kami telah melapangkan bagimu dadamu?”. Persolan berat itu ialah: Pertama, Doktrin keesaan Allah (tauhid) berhadapan dengan lingkungan syirik Kota Makkah; kedua, Prinsip keadilan sosial-ekonomi-politik berhadapan dengan sistem kezaliman dan penindasan sosial-ekonomi-politik aristokrasi bani Quraisy; ketiga, doktrin eskatologis agar beriman pada hari akhir berhadapan dengan ketidakpercayaan pada hari akhir terutama elit-elitnya.

Kondisi masyarakat Arab pada saat itu bila disederhanakan yaitu masyarakat yang politeistik-paganistik, menyembah banyak dewa dan berhala-berhala. Kapitalistik-Aristokratik-Diskrimatif, yaitu sebagian besar sektor dikusai oleh sebagian kecil orang yang menumpuk-numpuk harta kekayaan sebagaimana disebutkan dalam surat at-Takatsur, sekaligus mengusai pemerintahan yang bersifat diskriminatif terhadap masyarakat lemah yang secara sosial-ekonomi-politik berada di bawah. Sehingga banyak perbudakan yang memperlakukan orang secara tidak manusiawi.

Kisah Nabi tersebut dan kisah-kisah di dalam al-Qur’an sangat aktual untuk manusia yang hidup di zaman modern ini. Abad modern yang penuh godaan mirip seperti yang dilakukan pada masa Arab jahiliyah. Seperti merebaknya politeistik-paganistik, kembali mempercayai benda-benda yang memiliki nilai spiritual (misalnya fenomena spirit doll). Bahkan dewasa ini banyak yang berbelok arah menjadi ateistik (tidak bertuhan). Selain itu, dalam segi kepemimpinan tidak sedikit yang berwatak Kapitalistik-Aristokratik-Diskriminatif. Meskipun tidak bisa digeneralisasi, namun ada saja sekelompok orang yang mirip dengan itu. 

Terakhir, ada saja manusia-manusia yang tidak percaya pada hari penghisaban, hari dikumpulkannya manusia di padang mahsyar, hari ditimbang, yaitu hari akhir nanti. Sehingga, mereka tidak sedikitpun mengindahkan perkataan dan perbuatannya pada jalan yang baik. Hidup semaunya karena merasa tidak akan diadili. Padahal meskipun zaman sudah modern, hari penghisaban itu bakal tetap ada. 

____ratajhaq

Foto : Kegiatan IMM Tahun 2020, DAD PK HASTA

Comments