Dikenang Sebagai Sosok Apa oleh Generasi Manusia Berikutnya?

Kita akan dikenang sebagai sosok apa oleh generasi umat manusia berikutnya? Ini pertanyaan yang dari waktu ke waktu semakin menusuk dan sangat terasa oleh diri saya pribadi. Adapun beberapa orang di antara umat manusia di bumi telah berhasil memajang lukisannya dalam dinding sejarah dengan citra dan memori yang baik di abad instagram ini,  mungkin juga di abad berikutnya. Ilmuwan dunia : Al-Khawarizmi, Thomas A.Edison, Alexander Graham Bell, Isac Newton, Albert Einstein.

Tokoh Politik : George Washington, Abraham Lincoln, Muhammad Iqbal, Che Guevara, Ayatullah Khomeini, Mahatma Ghandhi, Bung Karno, Moch. Hatta. Para Filsuf : Socrates, Plato, Aristoteles, Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Ghazali, Imanuel Kant, Karl Marx. Para Ulama : Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hambali, Ibnu Taimiyah, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, KH.Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Buya Hamka, M. Natsir dll.

Mereka sama seperti kita yang hidup dalam tempo yang relatif singkat. Perbedaannya dengan yang lain ialah,  bila yang lain berubah menjadi fosil dan tulang belulang, sedangkan mereka dan para aktor sejarah lainnya-- yang tidak semua disebutkan di sini-- dikenang sebagai orang-orang berjasa dan penting bagi kelangsungan manusia berikutnya. Siapapun manusia yang hidup setelahnya akan merasa seolah-olah mereka itu masih hidup dan berdialog dalam buku-buku dan arsip-arsip sejarah. Karena sejarah tidak akan pernah melupakan peran besar dan penting yang telah ditorehkan masing-masing di antara mereka.

Di abad ini, di antara orang-orang yang menurut saya sedikit demi sedikit mengukir dirinya dalam dinding sejarah manusia modern di antaranya Marx Zuckerberg, Elon Musk, Bill Gates, Ronaldo, Messi, Usain Bolt, Dr. Zakir Naik dan mereka yang telah berhasil mewarnai sejarah dalam masing-masing bidangnya. Bila melihat dan membandingkan diri kita dengan nama-nama di atas, tentu teramat sangat jauh dari kata sejajar. Terlalu mudah membedakan diri mereka dengan kita, seperti mudahnya membedakan warna hitam dan putih.

Namun, pada dasarnya pencapaian mereka juga tidak dalam hitungan detik. Kita mempunyai peluang yang sama dan hidup dalam bumi yang sama pula. Bukan tidak mungkin bila dibarengi dengan ketekunan dan kesabaran, pada saatnya nanti kita akan dikenang pula sebagai manusia bermanfaat dan berjasa minimal di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Mereka menjadi besar bukan karena sulap/magic, namun kebesaran mereka ialah tentang seni dan ilmu serta seberapa jauh kesadaran, pengetahuan dan wawasannya.

Asal adanya usaha untuk menekuni dan menyelidiki lebih dalam di mana kemampuan dan kelebihan kita yang bermafaat bagi diri sendiri dan orang lain, bukan hal mustahil kita akan menjadi nama besar yang diingat orang. Bila pun jasad kita telah tiada, kita tidak semata-mata berubah menjadi fosil dan tulang belulang saja. Alhasil, kita sudah semestinya  belajar dari beberapa orang yang telah berhasil tersebut!

 


Comments