Kerapkali datang bulan puasa, pikiran kita akan tertuju tentang bagaimana asyiknya menahan lapar dan haus. Tidak makan dan minum hingga pergi dan terbenamnya matahari di Barat. Dalam ceramah tarawih yang baru saja saya dengar beberapa jam yang lalu “Kalau hanya menahan lapar saja, kucing juga bisa” dikatakannya sambil sedikit nada humor. Diam-diam saya setuju dalam hati terkait apa yang saya dengar waktu itu. Bahkan binatang seperti ular, mungkin sudah sangat terlatih untuk berpuasa.
Dalam al-Qur’an, kita disuruh berpuasa itu tujuannya adalah
bertaqwa. Pengertian taqwa pembaca lebih mengerti daripada penulis. Mungkin secara
garis besar, penulis berpendapat bahwa taqwa itu segala sesuatu yang seiring
dengan kebaikan, karena perintah Tuhan itu jelas adalah sebuah kebaikan. Maka segala
sesuatu yang baik walaupun tidak diperintah Tuhan, menurut saya itu merupakan
taqwa juga.
Merujuk pada keterangan dalam al-Qur’an, jelas bahwa tema
besar puasa adalah taqwa, bukan menahan lapar! Menahan lapar bagi penulis hanya
merupakan begian kecil saja dari taqwa. Puasa memang menimbulkan banyak manfaat
bagi tubuh atau spiritual. Namun penulis tidak mau berpendapat seperti itu
untuk meyakinkan diri dalam menjalankan puasa. Karena, bila ternyata puasa
tidak ada manfaatnya bagi tubuh misalnya, tidak akan berarti lagi perintah
al-Qur’an.
Puasa, menahan lapar-dahaga dan menahan nafsu bukan semata-mata praktek rutin beragama, melainkan terletak soal ketaatan dan ketaqwaan. Di sinilah poin utamanya menurut penulis. Kita sering menekankan puasa itu tema pokoknya adalah menahan lapar dan haus tanpa melihat arti terdalam puasa itu sendiri. Jika saja berpuasa hanya sekedar menahan lapar dan haus, penulis sendiri tidak akan repot-repot melaksanakannya. Tetapi, karena puasa merupakan tema-tema dalam dimensi ketawaan, maka penulis tidak akan banyak protes, karena inilah perintah Tuhan.
Remaja Masjid Al-Istiqomah Pojok, Kadungora, Garut 2015 |
Berpuasa tanpa bertaqwa menandakan prinsip kita seperti layaknya
hewan. Tentu sangat dangkal spirit keagamaan kita bila seperti itu. Oleh karenanya
tema utama berpuasa yang dikatakan di dalam al-Qur’an tentang ketaqwaan
sepertinya harus menjadi spirit utama kita dalam berpuasa. Repot bila tema
besar itu sampai terbalik. Terkadang kita salah paham dan mengutamakan
menahan lapar dan hausnya saja. Gara-gara pijakan awal kita tidak begitu benar,
akhirnya semangat Ramadan sedikit demi sedikit meluruh di akhir bulan. Bila
tidak percaya silahkan lihat barisan salat tarawih yang makin hari makin ada
kemajuan!
Comments
Post a Comment