Din Syamsudin, Pengusung Wasathiyah Islam Yang Dituduh Radikal: Tuduhan Absurd!

 



GAR-ITB sebagai komunitas masyarakat sah-sah saja berserikat dan berkumpul mengeluarkan berpendapat di muka umum. Namun bila melihat kompetensi sebagai lulusan ITB, saya sedikit heran dengan aksi mereka yang menuduh Din Syamsudin radikal.

Alumni ITB sebaiknya "concern" atau mengutamakan pada perbaikan bidang sains dan teknologi bangsa, memperjuangkan temuan-temuan saintifik (karya-karya) anak bangsa yang terpakasa terkubur dan terlantar karena dilarang oleh para pihak yang berkepentingan, seperti mengancam para pengusaha dll.

Tuduhan radikal pada ketua umum muhammadiyah 2005-2015 tersebut selain memalukan komunitasnya sendiri, mau tidak mau, sekaligus memalukan martabat ITB di mata publik. apalagi dalam kajian sains yang diutamakan adalah data dan fakta, kasus tuduhan pada Din sama sekali tidak berdasarkan data dan fakta. 

Din yang sejak dulu aktif memperjuangkan khazanah wasathiyah Islam saja dituduh radikal. padahal prestasinya di bidang tersebut tidak usah ditanya lagi. Tuduhan tersebut, meski bukan ditujukan pada warga Muhammadiyah secara langsung, namun warga Muhammadiyah akan tersinggung dengan tuduhan yang absurd tersebut-- bila meminjam istilah Azyumardi Azra. Apalagi Din merupakan mantan ketua umum Muhammadiyah selama 10 tahun.

Muhammadiyah sendiri ormas yang mendidik kader-kadernya di bawah payung moderasi dan anti-radikalisme, lebih paham dari GAR-ITB. Bila diadakan dialog terbuka saya yakin bnyak kader Muhammadiyah yang siap pasang badan. Din yang pernah menduduki posisi orang nomer 1 di Muhammadiyah, saya yakin sangat paham apa itu radikalisme dan bagaimana dia mesti bersikap.

Melihat GAR-ITB, rasanya ada sebuah ironi yang lucu bila diperhatikan, pelaporan Din sebagai tokoh radikal merupakan tindakan ceroboh, absurd, tidak berdasar, dan terakhir, tidak mencerminkan seorang akademisi!

Rafi Tajdidul Haq (Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bandung Timur)

Comments