Maafkan Kami Sebagai Rakyat



Sumber: Alinea.ID

Maafkan kami sebagai rakyat yang semakin hari semakin membebani para dokter, perawat, petugas medis lainnya serta petugas kebersihan, keamanan dan jasa antar jemput pasien covid-19 yang berada di rumah sakit. Benar, kami tidak disiplin dengan peringatan-peringatan dari pemerintah untuk menjaga jarak, tidak keluar rumah dan menjaga pola hidup sehat. Hingga akhirnya, semua ikut menanggung resiko karena kami sebagai rakyat bandel tidak taat perintah-perintah yang ada.


Dalam kesempatan ini kami sebagai rakyat ingin menulis keluh kesah dan kehendak kepada siapapun yang telah menghukumi kami bahwa kami tidak taat dan tidak menjalankan protokol kesehatan. Dan kegiatan kami yang masih nekad berjualan, mudik, narik penumpang, dagang asongan dan jadi kuli bangunan. Oleh sebab itu, petugas medis jadi repot dan pemerintah jengkel mengurus kami yang tidak patuh dan disiplin. Sekali lagi kami mohon maaf kepada semuanya.

Kami sebagai rakyat hanya ingin menyampaikan satu hal kepada semua pihak, terutama yang duduk di kursi pemerintahan. Bahwa, situasi saat ini bagaikan buah simalakama, situasi kami terjepit diantara dua posisi yang sama-sama mengancam nyawa. Apalagi kami yang bekerja sebagai buruh harian lepas, ketergantungan ekonomi kami begitu besar dalam menjalani kehidupan. Apalagi dengan kondisi sekarang. Di antara kami ada yang baru merasakan hidup susah setelah peraturan- peraturan, himbauan dan teguran untuk berdiam diri di rumah. Percayalah, bahkan di antara kami ada yang sebelum kondisi saat ini sudah susah. Di antara kami kami ada yang sudah susah sebelum waktunya susah seperti sekarang.

Kami memohon agar memperhatikan nasib kami yang semakin hari semakin sulit di tengah wabah seperti ini. Kami sebagai rakyat ibarat sudah jatuh tertimpa tangga bila saudara-saudara yang ekonominya berlebih, pemerintah , para pejabat mengatakan bahwa kami tidak disiplin, kami adalah sampah masyarakat, berpendidikan rendah, kurang literasi dan nada-nada sumbang lainnya. Diam di rumah adalah pilihan bagi mereka yang sudah punya bekal hidup, tapi bagi kami yang kurang mampu itu bukanlah solusi yang baik.
Jika memang kami harus diam di rumah, tidak bepergian ke sana ke mari, kami mohon agar pemerintah, para petinggi perusahaan dan saudara yang mempunyai rezeki berlebih memikirkan nasib kami juga, terlebih mencukupi kehidupan sehari-hari kami.  Namun, apalah daya, malah kami dituduh tidak disiplin dan tidak mematuhi semua anjuran yang saudara-saudara berikan. Padahal ketidakdisiplinan kami adalah satu teguran bagi semua pihak agar kita semua peduli dengan sesama.

Untuk semuanya, kami mohon maaf apabila di antara kami selama ini ada yang masih belum menjalankan himbauan dari pemerintah untuk menjaga jarak dan tetap di rumah. Kami yang berprofesi sebagai pedagang kecil, kami yang berprofesi sebagai buruh tani, kami yang berprofesi sebagai petugas kebersihan, kami yang berprofesi sebagai pengumpul barang-barang bekas, kami yang berprofesi sebagai pedagang asongan dan kami yang masih sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Semoga secepatnya ada kebijaksanaan dari pemerintah berupa bantuan ekonomi yang mencukupi yang jelas dan nyata serta tepat sasaran agar kami seperti saudara-saudara yang lain yang tetap diam di rumah.

Comments